Mencari pekerjaan di Yogyakarta, kota pelajar yang kini menjelma menjadi salah satu pusat industri kreatif dan teknologi di Indonesia, bukanlah perkara mudah. Persaingan ketat, terutama dari talenta muda lulusan kampus-kampus ternama, membuat para pencari kerja harus memiliki sesuatu yang lebih dari sekadar ijazah dan CV standar. Salah satu kunci utamanya? Portofolio keren dan profesional.
Tapi, bagaimana caranya bikin portofolio yang benar-benar menarik perhatian HRD? Apa saja yang harus dimasukkan, dan bagaimana menyesuaikannya dengan lowongan kerja di Jogja atau loker jogja yang semakin beragam, mulai dari startup teknologi, agensi kreatif, hingga lembaga pendidikan?
Simak rahasianya berikut ini.
1. Kenali Target Perusahaan dan Budayanya
Sebelum membuat portofolio, kamu harus tahu dulu siapa yang akan membacanya. Di Jogja, banyak perusahaan yang punya karakteristik unik. Misalnya:
Startup teknologi di Jogja biasanya suka dengan tampilan portofolio yang modern, minimalis, dan digital.
Agensi kreatif lebih menyukai portofolio visual yang bold, kreatif, dan penuh warna.
Lembaga pendidikan atau organisasi sosial cenderung menyukai portofolio yang rapi, jelas, dan menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan mengetahui karakter target, kamu bisa menyesuaikan gaya visual, tone tulisan, dan jenis karya yang ditampilkan.
Baca ya : https://lokeryogyakarta.id/
2. Pilih Format Portofolio yang Tepat
Ada dua jenis format portofolio yang umum digunakan:
a. Portofolio Digital
Ini bentuk paling fleksibel dan banyak dipakai saat ini. Bisa berupa:
PDF interaktif
Website pribadi
Google Drive dengan folder terstruktur
Platform seperti Behance, Dribbble, atau GitHub (untuk programmer dan desainer)
b. Portofolio Cetak
Masih relevan untuk bidang tertentu seperti arsitektur, seni rupa, atau saat melamar di institusi pemerintahan atau pendidikan yang lebih formal.
???? Tips: Untuk lowongan kerja Jogja yang mayoritas dilakukan secara daring, sebaiknya siapkan portofolio digital yang bisa diakses kapan saja, tapi juga sediakan versi cetaknya jika dibutuhkan saat wawancara langsung.
3. Tampilkan Proyek yang Relevan
Kesalahan umum pelamar kerja adalah memasukkan semua karya ke dalam portofolio, tanpa mempertimbangkan relevansi. Padahal, HRD hanya akan melihat apakah kamu cocok untuk posisi yang dibutuhkan.
Misalnya:
Jika melamar sebagai content writer di startup teknologi Jogja, tampilkan artikel SEO, konten blog bertema teknologi, atau salinan promosi digital.
Jika melamar sebagai graphic designer, tampilkan desain poster, branding, hingga UI/UX project jika ada.
Jika melamar sebagai guru privat atau pengajar, tampilkan RPP, materi ajar, video pembelajaran, atau testimoni dari siswa.
???? Gunakan prinsip “less is more”. Pilih 5–10 karya terbaik dan paling relevan.
4. Beri Konteks di Setiap Karya
Portofolio keren bukan hanya kumpulan gambar atau link. Setiap proyek harus punya cerita.
Tambahkan keterangan seperti:
Judul proyek
Tujuan dan latar belakang
Peran kamu dalam proyek itu
Tools atau software yang digunakan
Hasil atau dampak dari proyek tersebut
Contoh:
Desain UI Aplikasi Edukasi "BelajarKu"
Klien: Startup edukasi di Jogja
Peran: UI/UX Designer
Tools: Figma, Adobe XD
Hasil: Aplikasi berhasil di-launching dan digunakan oleh 5000+ pengguna dalam 3 bulan
Cerita seperti ini membuat portofolio kamu lebih hidup dan meyakinkan.
5. Tambahkan Elemen Personal Branding
Portofolio adalah alat marketing pribadi. Jadi, jangan lupa tambahkan elemen personal branding, seperti:
Foto profesional
Profil singkat diri (bio)
Nilai-nilai atau prinsip kerja
Link ke media sosial profesional (LinkedIn, GitHub, dsb)
Pastikan semuanya konsisten — mulai dari tone tulisan, pemilihan warna, hingga font.
6. Gunakan Desain Visual yang Bersih dan Menarik
Jangan asal tempel gambar atau teks. Visual portofolio sangat menentukan kesan pertama.
Beberapa tips desain:
Gunakan layout grid agar rapi
Pilih kombinasi warna yang harmonis
Gunakan maksimal 2–3 jenis font
Beri ruang putih (white space) agar tidak sesak
Gunakan ikon, bullet, atau garis pembatas untuk memudahkan pembacaan
???? Kalau kamu bukan desainer, gunakan template portofolio dari Canva, Notion, atau Google Slides yang sudah jadi — tinggal edit sesuai kebutuhan.
7. Sertakan Testimoni dan Bukti Nyata
Satu hal yang sering dilupakan: testimoni klien atau atasan sebelumnya.
Jika kamu pernah freelance, magang, atau kerja proyek kampus, minta testimoni mereka. Ini memberi nilai tambah yang besar karena menunjukkan kamu memang bisa kerja sama dan hasil kerjamu dihargai.
Bukti lainnya bisa berupa:
Link ke aplikasi/web yang sudah live
Jumlah view/download/engagement dari kontenmu
Sertifikat penghargaan atau lomba
8. Perbarui Portofolio Secara Berkala
Dunia kerja cepat berubah, termasuk di Jogja. Portofolio kamu harus terus diperbarui. Idealnya:
Perbarui setiap 3–6 bulan
Tambahkan proyek baru yang relevan
Hapus karya lama yang sudah tidak relevan
Ingat, portofolio bukan dokumen sekali jadi. Ia tumbuh seiring perjalanan karirmu.
9. Tambahkan Video Perkenalan (Opsional, tapi Powerful)
Kalau kamu ingin benar-benar stand out, cobalah menambahkan video perkenalan singkat berdurasi 1–2 menit.
Isi videonya bisa:
Perkenalan singkat
Skill utama yang dimiliki
Alasan ingin bergabung di perusahaan target
Ajakan call to action (misalnya: “Hubungi saya untuk berdiskusi lebih lanjut!”)
Video ini cocok dimasukkan dalam versi portofolio digital atau ditautkan dari YouTube (dengan setting unlisted jika ingin lebih privat).
10. Sesuaikan dengan Bahasa dan Budaya Lokal (Tanpa Terlalu Santai)
Melamar kerja di Jogja, kamu bisa memanfaatkan pemahaman terhadap budaya lokal.
Tunjukkan kamu paham nilai gotong royong, kerja tim, dan kesederhanaan.
Namun, tetap jaga profesionalitas. Jangan menggunakan bahasa terlalu santai atau informal, kecuali memang ditargetkan ke perusahaan yang kasual.
Kesimpulan
Portofolio yang keren bukanlah portofolio yang mewah atau penuh warna-warni semata, tapi yang relevan, terstruktur, dan mencerminkan siapa kamu sebenarnya sebagai seorang profesional.
Yogyakarta menawarkan banyak peluang kerja, tapi juga menuntut pencari kerja untuk lebih kreatif dan strategis. Dengan portofolio yang dirancang dengan baik, kamu tidak hanya meningkatkan peluang lolos seleksi, tapi juga meninggalkan kesan mendalam yang sulit dilupakan oleh HRD.
Ingat, kamu tidak perlu sempurna. Tapi kamu perlu tampil beda.
Penutup
Sudah siap membuat portofolio kerenmu? Jangan tunggu sampai ada lowongan — bangun portofoliomu dari sekarang. Karena saat kesempatan itu datang, kamu hanya perlu mengirimkan link dan membiarkan hasil karyamu bicara sendiri.
Selamat mencoba dan semoga sukses di dunia kerja Jogja!